Sabtu, 28 September 2019

Kenapa Manusia Dapat dan Harus Dididik

By : Syariffan

Manusia Dapat dan Harus DididikšŸŽ“

       A.   Apa itu manusia ???
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.

       B.   Kenapa Manusia Dapat Dididik ???
(mari kita lihat dari aspek berikut)
1.       Dasar Biologis
Pendidikan sangat diperlukan, karena anak manusia dilahirkan tidak berdaya, namun manusia memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Potensi utamanya karena manusia dibekali dengan pikiran yang membedakannya dengan hewan.Potensi yang dimiliki manusia inilah yang dapat dikembangkan melalui proses pendidikan. Oleh karenanya manusia dapat dididik oleh orang tua atau orang lain di sekitarnya. Berbeda dengan hewan yang hanya mengandalkan instingnya saja. Contohnya ;
a.       Anak bersifat lentur.
b.       Anak mempunyai otak yang besar dan berpemukaan sangat luas.
c.        Mempunyai pusat syaraf yang berfungsi berhubungan dengan perbuatan berpikir, sehingga terjadi penangguhan reaksi dalam menerima perangsangan, maka terjadi belajar.
2.       Dasar Psiko-Sosial
Manusia itu beragam, baik dari sisi fisik, psikis, kecerdasan, potensi, dan lain sebagainya. Keberagaman inilah yang nantinya membedakan antara manusia satu dengan lainnya, karena jika manusia tidak beragam, tidak perlu dan tidak akan dapat dididik. Contohnya ;
a.      Indovidu yang unik, berbeda – beda ada kelebihan dan kekurangannya.
b.      Ada perbedaan penguasaan budaya / tinggal ditempat yang berbeda-beda.
c.       Animal sociale, sehingga ada usaha tolong – menolong.

       C.   Kenapa Manusia Harus Dididik ???
(mari kita lihat dari aspek berikut)
1.       Dasar Biologis
Manusia harus dididik untuk menyesuaikan diri dngan lingkungannya, manusia memerlukan  masa belajar yang panjang secara bekal menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Contohnya ;
a.       Anak manusia tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan.
b.       Anak manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat secara tepat berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif.
c.        Awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapat penyesuaian jasmani (anak dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan tangan sendiri) atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani.
2.       Dasar Psiko Sosial Antropologis
Manusia harus dididik dari segi psiko sosial antropologis agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan. Contohnya ;
a.       Setiap anggota masyarakat perlu menguasai budaya kelompoknya yang berupa warisan sosial/budaya.
b.       Masyarakat menginginkan kehidupan yang beradap.

       D.   Bukti Bahwa Manusia Harus Dididik
·         Menurut Immanuel kant bahwa manusia hanya dapat menjadi manusia jika memeperoleh pendidikan.
·         Menururt langevel bahwa manusia itu tergolong menjadi 3 yaitu
§  Animal education " manusia makhluk yang dapat dididik", 
§  Animal educantum " manusia makhluk yang harus dididik , dan 
§  Animal educandus " manusia makhluk yang dapat mendidik. Sedangkan berbicara soal fakta pendidikan merupakan kebutuhan manusia.

       E.   Batas-Batas Pengaruh Pendidikan
1.      Teori Empirisme
Tokoh aliran empirisme dikemukakan oleh John Lock, filosof inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae Rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir kedunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Aliran empirisme berpendapat berlawanan dengan kaum nativisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali tidak ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik maupun yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya.
2.      Teori Nativisme
Nativisme merupakan kata dasar dari bahasa Latin, “natus” yang artinya lahir atau “nativus” yang mempunyai arti kelahiran (pembawaan). Nativisme merupakan sebuah doktrin yang berpengaruh besar terhadap teori pemikiran psikologis. Teori nativisme ini dipelopori oleh  Arthur Schopenhauer (1788-1860), seorang filosof Jerman.
Ini  mengemukakan bahwa perkembangan manusia itu  telah ditentukan  oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (faktor pembawaan) baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian.
Pembawaan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Manakala pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak. Begitu pula sebaliknya, andaikata anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada masa pendewasaannya.
Untuk perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh:
§  Faktor genetik (keturunan)
§  Faktor Kemampuan (bakat)
§  Faktor Pertumbuhan
§  Teori Empirisme
3.      Teori Konvergensi
Teori ini pada intinya merupakan perpaduan antara pandangan nativisme dan empirisme, yang keduanya dipandang sangat berat sebelah. Tokoh utama teori konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof sekaligus sebagai psikolog Jerman.
Teori ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman (lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinsai dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati seseorang bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuannya. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan melumpuhkan potensi psiko-fisiknya.
4.      Teori Natural
Naturalisme merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam.
5.      Tujuan Teori Nativisme, Empirisme dan konvergensi dalam proses pembelajaran
§  Tujuan teori Empirisme, yaitu:
a.       Sebagai faktor penentu bagi perkembangan seseorang yang bersumber dari berbagai sistem pendidikan.
b.       Mendorong seseorang dalam penguasaan terhadap bidang pengetahuan,
c.        Agar pendidikan seseorang menjadi relevan dan paling efektif yangberorientasi pada pemberdayaan pendidikan dan pengalaman anak-didik itu sendiri.
§  Tujuan teori Nativisme, yaitu:
a.       Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
b.       Mendorong seseorang mewujudkan diri yang berkompetensi
c.        Mendorong seseorang dalam menetukan pilihan
d.       Mendorong seseorang untuk mengembangkan potensi dari dalam dirinya
e.        Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki
§  Sedangkan tujuan teori belajar konvergensi adalah gabungan antara tujuan teori nativisme dan tujuan dari teori empirisme.
       F.    Daftar pustaka

0 komentar:

Posting Komentar

 
Dasar Kependidikan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template