Manusia Dapat dan Harus Dididikš
A. Apa itu manusia ???
Manusia adalah
makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia
senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
B. Kenapa Manusia Dapat
Dididik ???
(mari kita lihat
dari aspek berikut)
1.
Dasar Biologis
Pendidikan sangat diperlukan, karena anak manusia
dilahirkan tidak berdaya, namun manusia memiliki potensi yang
besar untuk berkembang. Potensi utamanya karena manusia dibekali dengan pikiran
yang membedakannya dengan hewan.Potensi yang dimiliki manusia inilah yang dapat
dikembangkan melalui proses pendidikan. Oleh karenanya manusia dapat dididik oleh
orang tua atau orang lain di sekitarnya. Berbeda dengan hewan yang hanya
mengandalkan instingnya saja. Contohnya ;
a.
Anak bersifat lentur.
b.
Anak mempunyai otak yang besar
dan berpemukaan sangat luas.
c.
Mempunyai pusat syaraf yang
berfungsi berhubungan dengan perbuatan berpikir, sehingga terjadi penangguhan
reaksi dalam menerima perangsangan, maka terjadi belajar.
2.
Dasar
Psiko-Sosial
Manusia itu beragam,
baik dari sisi fisik, psikis, kecerdasan, potensi, dan lain sebagainya.
Keberagaman inilah yang nantinya membedakan antara manusia satu dengan lainnya,
karena jika manusia tidak beragam, tidak perlu dan tidak akan dapat dididik.
Contohnya ;
a. Indovidu
yang unik, berbeda – beda ada kelebihan dan kekurangannya.
b. Ada
perbedaan penguasaan budaya / tinggal ditempat yang berbeda-beda.
c. Animal
sociale, sehingga ada usaha tolong – menolong.
C.
Kenapa Manusia Harus Dididik
???
(mari kita lihat
dari aspek berikut)
1. Dasar Biologis
Manusia harus dididik untuk menyesuaikan diri dngan
lingkungannya, manusia memerlukan masa belajar yang panjang secara bekal
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Contohnya ;
a. Anak manusia tidak dilengkapi
insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi
lingkungan.
b.
Anak manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat
secara tepat berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif.
c.
Awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapat penyesuaian jasmani
(anak dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan tangan
sendiri) atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani.
2.
Dasar Psiko Sosial Antropologis
Manusia harus dididik dari segi psiko sosial antropologis
agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan. Contohnya ;
a. Setiap anggota masyarakat perlu
menguasai budaya kelompoknya yang berupa warisan sosial/budaya.
b.
Masyarakat menginginkan kehidupan yang beradap.
D. Bukti Bahwa Manusia Harus
Dididik
·
Menurut
Immanuel kant bahwa manusia hanya dapat menjadi manusia jika memeperoleh
pendidikan.
·
Menururt
langevel bahwa manusia itu tergolong menjadi 3 yaitu
§ Animal education "
manusia makhluk yang dapat dididik",
§ Animal educantum " manusia makhluk yang harus
dididik , dan
§ Animal educandus " manusia makhluk yang dapat
mendidik. Sedangkan berbicara soal fakta pendidikan merupakan kebutuhan
manusia.
E.
Batas-Batas Pengaruh Pendidikan
1.
Teori Empirisme
Tokoh aliran empirisme dikemukakan oleh John Lock, filosof
inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae Rasae
(meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir kedunia seperti kertas
putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores
oleh lingkungan. Aliran empirisme berpendapat berlawanan dengan kaum nativisme karena
berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama
sekali tidak ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman
yang diterimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja
(kearah yang baik maupun yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau
pendidiknya.
2.
Teori Nativisme
Nativisme merupakan kata dasar dari bahasa
Latin, “natus” yang artinya lahir
atau “nativus” yang mempunyai
arti kelahiran (pembawaan). Nativisme merupakan sebuah doktrin yang berpengaruh
besar terhadap teori pemikiran psikologis. Teori nativisme ini dipelopori
oleh Arthur Schopenhauer (1788-1860), seorang filosof
Jerman.
Ini mengemukakan bahwa perkembangan manusia
itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
(faktor pembawaan) baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek
moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian.
Pembawaan itulah yang menentukan hasil
perkembangannya. Manakala pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak.
Begitu pula sebaliknya, andaikata anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada
masa pendewasaannya.
Untuk perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh:
§ Faktor genetik (keturunan)
§ Faktor Kemampuan (bakat)
§ Faktor Pertumbuhan
§ Teori Empirisme
3.
Teori
Konvergensi
Teori ini pada intinya merupakan perpaduan antara
pandangan nativisme dan empirisme, yang keduanya dipandang sangat berat
sebelah. Tokoh utama teori konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938),
seorang filosof sekaligus sebagai psikolog Jerman.
Teori ini menggabungkan arti penting hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor
pengalaman (lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa
faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan
harapan.
Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinsai
dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati
seseorang bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuannya. Dan kondisi sosial
menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan merusak, bahkan
melumpuhkan potensi psiko-fisiknya.
4.
Teori Natural
Naturalisme merupakan teori yang menerima “nature”
(alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature”
telah dipakai dalam filsafat dengan
bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia,
sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang
diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari istilah supernaturalisme yang
mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud)
di atas atau di luar alam.
5.
Tujuan Teori Nativisme, Empirisme
dan konvergensi dalam proses pembelajaran
§ Tujuan teori Empirisme, yaitu:
a.
Sebagai
faktor penentu bagi perkembangan seseorang yang bersumber dari berbagai sistem
pendidikan.
b.
Mendorong
seseorang dalam penguasaan terhadap bidang pengetahuan,
c.
Agar
pendidikan seseorang menjadi relevan dan paling efektif yangberorientasi pada
pemberdayaan pendidikan dan pengalaman anak-didik itu sendiri.
§ Tujuan teori Nativisme, yaitu:
a.
Mampu
memunculkan bakat yang dimiliki
b.
Mendorong
seseorang mewujudkan diri yang berkompetensi
c.
Mendorong
seseorang dalam menetukan pilihan
d.
Mendorong
seseorang untuk mengembangkan potensi dari dalam dirinya
e.
Mendorong
manusia mengenali bakat minat yang dimiliki
§ Sedangkan tujuan teori belajar
konvergensi adalah gabungan antara tujuan teori nativisme dan tujuan dari teori
empirisme.
F. Daftar pustaka
0 komentar:
Posting Komentar