Selasa, 08 Oktober 2019

Landasan Asas-Asas Pendidikan

LANDASAN ASAS PENDIDIKAN

Pengertian Landasan Pendidikan

  Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar  atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. 

  Titik tolak  atau dasar pijakan ini dapat bersifat :                           

Material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi,  adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.

MACAM- MACAM LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN

Yuridis

Berikut ini beberapa sumber UU negara Indonesia yang dijadikan dasar yuridis penyelenggaraan pendidikan di Indonesia :

1. UU RI No.20 ahun 2003 tentang sisiknas : “setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6).

2. “Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar” (pasal 34) menjadi dasar penerimaan siswa baru di SD.

2. Historis

Sejarah pendidikan di Indonesia merupakan jati diri kita. Ada tiga tokoh yang mewarnai pendidikan di Indonesia.

Mohamad Syafei yang mendirikan Sekolah Indonesia Nedrlands School, Kayutanan di Sumatra Barat (1926) yang memiliki konsep : mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas dasar usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka karena sekolah Hindia Belanda hanya menyiapkan anak-anak menjadi pegawai mereka saja.Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta (1922) melahirkan falsafah “ Ing Ngaso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang artinya ‘ing ngarso sung tuladha’ = ketika di depan publik, seorang guru harus bisa memberikan contoh / teladan yang baik kepada orang lain terutama peserta didik. ‘Ing madya mangun karsa’ = ketika di tengah atau di antar publik, guru harus ‘mangun karsa’ bekerja keras (membangun kinerja yang terbaik). ‘Tut Wuri Handayani’ = ketika di belakang, seorang guru harus memberi se mangat dan motivasi, support, atau dorongan.K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Organisasi Islam (1912) di Yogyakarta, beliau ingin mewujudkan orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, berguna bagi masyarakat dan negara. Beliau juga sering di sebut sebagai ‘sang pencerah’. 

Filsafat

Filsafat adalah cara berfikir yang sedalam-dalamnya, yakni sampai akar tentang hakikat Pendidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

Psikologis

Landasan psikologis dalam penerapan landasan pendidikan sangatlah penting. Dengan mengetahui psikologis pendidikan (psikologi perkembangan, psikologi belajar, dan psikologi sosial) maka pemberian porsi materi serta pendekatan tang digunakan dalam kegiatan kependidikan akan pas sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Sosiologis

Menurut Ibnu Taimiyyah “anak terlahir dalam keadaan fitrah.” Dalam suatu keadaan kebaikan bawaan dan lingkungan sosial itulah yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Menjadikan manusia dapat berinteraksi dengan baik dengan masyarakat dan lingkungan.

Antropologis

Antropologi pendidikan mencoba mengungkapkan proses-proses transmisi budaya atau pewarisan pengetahuan melalui proses sosialisasi.

Ekonomi

Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang proses pembelajaran melalui kerjasama pihak sekolah dengan usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa. Dan mengetahui semua yang berkaitan dengan ilmu ekonomi yang sangat banyak kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : ilmu dalam bertransaksi (jual-beli) yang benar.

Religi

Manusia dari tiga komponen : “jasmani, rohani dan akal.” Ketiganya komponen tersebut akhirnya akan kembali kepada Sang Khaliq untuk mempertanggungjawabkan kinerja dari ketiga komponen tersebut. Manusia diutus ke dunia sebagai khalifah. Agar manusia mampu menjadi khalifah yang baik, maka manusia memerlukan pendidikan. Landasan pendidikan religi berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah.

Jenis-jenis Landasan Pendidikan

Ada berbagai jenis landasan pendidikan, berdasarkan sumber perolehannya kita dapat mengidentifikasi jenis landasan pendidikan menjadi:

Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber  dari religi atau agama yang menjadi titik tolak  dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.Landasan filosofis pendidikan, yaitu  asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak  dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.  Tergolong ke dalam landasan ilmiah pendidikan antara lain: landasan psikologis pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis pendidikan, landasan historis pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan dikenal pula sebagai landasan empiris pendidikan atau landasan faktual pendidikan.Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

Pengertian Asas Pendidikan

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.

Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara lain:

1.      Asas Tut wuri Handayani

Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.

Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.

Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan dengan asas ini antara lain :

a.       Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.

b.      Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.

c.       Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuai dengan gaya dan irama belajarnya.

d.      Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan keadaanya.

e.       Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan memperoleh pendidikan keterampilan yang sesuai dengan kondisi daerahnya.

f.       Peserta didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuanya dengan bantuan dan dari pemerintah masyarakat.

2.      Asas Belajar sepanjang hayat

Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :

Meliputi seluruh hidup setiap individu.Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap individu.Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.

Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.

3.      Azas Kemandirian dalam Belajar

Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut. 

Daftar Pustaka
1
2

0 komentar:

Posting Komentar

 
Dasar Kependidikan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template