Sabtu, 23 November 2019

"Pendidikan Seumur Hidup"

Pendidikan Seumur Hidup

“Pendidikan Seumur Hidup” atau “Life-Long Education” bukan “(long life education”) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.

Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.

Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan belajar.

Prespektif Pendidikan Seumur hidup
  • tinjauan ideologis
pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang mengambangkan potensi potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, karen pada dasarnya semua orang mempunyai hak yang sama khususnya dalam hal mendapatkan pendidikan dan keterampilan.
  • Tinjauan Ekonomis
Cara ampuh untuk keluar dari lingkungan kemelaratan yaitu menyebabkan kebodohan dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan.
  • Tinjauan sosiologis
Para orang tua dinegara berkembang  kurap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah,  karena itu anak anaknya ada yang kurang mendapatkan penddidikan, putus sekolah bahkan ada yang tidak bersekolah. maka pendidikan seumur hidup merupakan pemecahan masalah masalah tersebut.
  •  Tinjauan Politis 
Dalam negara demokratis yang hendaknya seluruh rakyatnya menggunakan hak pilihnya dalam pemilu , hal inilah pendidikan seumur hidup dapat dikatakan penting dalam penerapnnya di bidang politik
  • Tinjauan teknologis
Sejumlah orang orang hebat sudah berhasil membuat suatu teknologi, tetapi teknologi ini harus diperbaharui sepanjang zaman sesuai dengan perkembangan iptek dimana pendidikan seumur hidup ini sangat diperlukan dalam tinjauan teknologis ini
  • Tinjauan Psikologi dan pedagogis
Sesuai dengan perkembangan zaman materi yang akan diajarkan kepada anak sangat bnyak untuk itu diperlukan adanya faktor psikologi dan pedagogis yang ditransfer oleh guru kepada anak didiknya supaya anak didiknya itu memiliki kemauan yang tinggi terhadap pendidikan dan menganggap pendidikan itu pendikan seumur hidupnya

Masalah masalah pendidikan seumur hidup:
1. Masalah pendidik yang melaksanakan aktivitas pendidikan dan masalah anak didik yang dikenai sebagaai sasaran aktivitas pendidikan
2. faktor pendidik yang menghambat  jalannya proses pendidikan
3. Tripusat pendiikan, yang sama halnya diketahi bahwa masing  masing pusat pendidikan itu tidak sama fungsi dan cakupannya
4. metode atau cara yang digunakan dlam pendidikan

krakter pendidikaan seumur hidup:
 1. hidup, seumur hidup, dan pendidikan adalah 3 istilah pokok dlam pendidikan seumur hidup
2. Pendidikan tidak selesai setelh berkaahirnya sekolah dan harus dilaksanakan seumur hidup
3.Penidikan seumur hidup tidak hanya untuk anak anak  saja atau dewasa saja tetapi memadukan semua jenis umur
4. Pendidikan seumur hidup ini tidak terlepas dari tri pusat pendidikan yaitu  keluarga, sekolah daan masyarakat
5. bertentangan dengan lembaga pendidikan yang bersifat elastis pendidikan seumur hidup ini bersifat universal

Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Peranan subyek manusia untuk mendidik dan mengembangkan diri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia
2.      Lembaga penanggung jawab adalah tri pusat pendidikan
3.      Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dari kandungan sampai akhir hayat
4.      Belajar tidak ada batas waktu, sehingga tidak ada konsep terlambat belajar karena sudah tua
5.      Belajar atau mendidik diri adalah proses alamiah sebagai integral atau merupakan totalitas kehidupan

Strategi Pendidikan Seumur Hidup

1. Konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup

Pada pendidikan seumur hidup dikenal adanya empat macam konsep kunci, yaitu:

a. konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup siartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.

Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dari usia yang paling muda sampai paling tua, dan adanya basis institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasari persekolah konvensional.

b. konsep belajar seumur hidup

Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.

Jadi istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah kepada penyelenggaraan asas pendidikan seumur hidup.

c. konsep pelajar seumur hidup

Belajar seumur hidup yang dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.

Dalam keadaan demikian perlu adanya sistem pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespons untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup (pelajar dan belajar seumur hidup).

d. kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.

Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup.

2. Arah pendidikan seumur hidup

Umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam hidupnya.

a. pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa

Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa.
Di antara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan.

Program kegiatan, pembiayaan dan administrasi penyelenggaaran, ada sebagian kecil yang ditangani mesyarakat sendiri, akan tetapi di sebagian besar negara hal-hal tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti lembaga pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari proyek tertentu.

Tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hampir sepenuhnya diserahkan pada masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dari keadaan yang sederhana sampai keadaan yang dapat memenuhi persyaratan.

b. pendidikan seumur hidup bagi anak

pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa, dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.

Proses pendidikannya menekankan pada metodologi mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian yang kuat.

Sementara itu program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.

Referensi
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Hasbullah
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta Jakarta 2004 2.      
Umar, Pengantar Pendidikan  Penerbit Rineka Cipta Jakarta 2000
Pendidikan Seumur Hidup

“Pendidikan Seumur Hidup” atau “Life-Long Education” bukan “(long life education”) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.

Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.

Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan belajar.

Prespektif Pendidikan Seumur hidup
  • tinjauan ideologis
pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang mengambangkan potensi potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, karen pada dasarnya semua orang mempunyai hak yang sama khususnya dalam hal mendapatkan pendidikan dan keterampilan.
  • Tinjauan Ekonomis
Cara ampuh untuk keluar dari lingkungan kemelaratan yaitu menyebabkan kebodohan dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan.
  • Tinjauan sosiologis
Para orang tua dinegara berkembang  kurap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah,  karena itu anak anaknya ada yang kurang mendapatkan penddidikan, putus sekolah bahkan ada yang tidak bersekolah. maka pendidikan seumur hidup merupakan pemecahan masalah masalah tersebut.
  •  Tinjauan Politis 
Dalam negara demokratis yang hendaknya seluruh rakyatnya menggunakan hak pilihnya dalam pemilu , hal inilah pendidikan seumur hidup dapat dikatakan penting dalam penerapnnya di bidang politik
  • Tinjauan teknologis
Sejumlah orang orang hebat sudah berhasil membuat suatu teknologi, tetapi teknologi ini harus diperbaharui sepanjang zaman sesuai dengan perkembangan iptek dimana pendidikan seumur hidup ini sangat diperlukan dalam tinjauan teknologis ini
  • Tinjauan Psikologi dan pedagogis
Sesuai dengan perkembangan zaman materi yang akan diajarkan kepada anak sangat bnyak untuk itu diperlukan adanya faktor psikologi dan pedagogis yang ditransfer oleh guru kepada anak didiknya supaya anak didiknya itu memiliki kemauan yang tinggi terhadap pendidikan dan menganggap pendidikan itu pendikan seumur hidupnya

Masalah masalah pendidikan seumur hidup:
1. Masalah pendidik yang melaksanakan aktivitas pendidikan dan masalah anak didik yang dikenai sebagaai sasaran aktivitas pendidikan
2. faktor pendidik yang menghambat  jalannya proses pendidikan
3. Tripusat pendiikan, yang sama halnya diketahi bahwa masing  masing pusat pendidikan itu tidak sama fungsi dan cakupannya
4. metode atau cara yang digunakan dlam pendidikan

krakter pendidikaan seumur hidup:
 1. hidup, seumur hidup, dan pendidikan adalah 3 istilah pokok dlam pendidikan seumur hidup
2. Pendidikan tidak selesai setelh berkaahirnya sekolah dan harus dilaksanakan seumur hidup
3.Penidikan seumur hidup tidak hanya untuk anak anak  saja atau dewasa saja tetapi memadukan semua jenis umur
4. Pendidikan seumur hidup ini tidak terlepas dari tri pusat pendidikan yaitu  keluarga, sekolah daan masyarakat
5. bertentangan dengan lembaga pendidikan yang bersifat elastis pendidikan seumur hidup ini bersifat universal

Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Peranan subyek manusia untuk mendidik dan mengembangkan diri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia
2.      Lembaga penanggung jawab adalah tri pusat pendidikan
3.      Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dari kandungan sampai akhir hayat
4.      Belajar tidak ada batas waktu, sehingga tidak ada konsep terlambat belajar karena sudah tua
5.      Belajar atau mendidik diri adalah proses alamiah sebagai integral atau merupakan totalitas kehidupan

Strategi Pendidikan Seumur Hidup

1. Konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup

Pada pendidikan seumur hidup dikenal adanya empat macam konsep kunci, yaitu:

a. konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup siartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.

Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dari usia yang paling muda sampai paling tua, dan adanya basis institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasari persekolah konvensional.

b. konsep belajar seumur hidup

Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.

Jadi istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah kepada penyelenggaraan asas pendidikan seumur hidup.

c. konsep pelajar seumur hidup

Belajar seumur hidup yang dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.

Dalam keadaan demikian perlu adanya sistem pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespons untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup (pelajar dan belajar seumur hidup).

d. kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.

Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup.

2. Arah pendidikan seumur hidup

Umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam hidupnya.

a. pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa

Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa.
Di antara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan.

Program kegiatan, pembiayaan dan administrasi penyelenggaaran, ada sebagian kecil yang ditangani mesyarakat sendiri, akan tetapi di sebagian besar negara hal-hal tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti lembaga pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari proyek tertentu.

Tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hampir sepenuhnya diserahkan pada masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dari keadaan yang sederhana sampai keadaan yang dapat memenuhi persyaratan.

b. pendidikan seumur hidup bagi anak

pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa, dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.

Proses pendidikannya menekankan pada metodologi mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian yang kuat.

Sementara itu program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.

Referensi
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Hasbullah
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta Jakarta 2004 2.      
Umar, Pengantar Pendidikan  Penerbit Rineka Cipta Jakarta 2000

Jumat, 01 November 2019

Hubungan Timbal Balik Ketiga Lingkungan Pendidikan

A.     Pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat


1.      Hubungan sekolah dengan masyarakat

Sebagai masyarakat kcil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus membina hubungan dengan masyarakat. Di dalam masyarakat banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Ikut berpartisipasi dengan masyarakat merupakan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat. Namun perlu diingat batas-batas kerja sama tersebut sehingga tidak mengganggu dan merusakkan tugas pokok sebagai petugas dan penanggungjawab misi sekolah, dan sekolah jangan sampai dieksploitasi untuk kepentingan mereka.

Pentingnya ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat antara lain :

a. Merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap pengertian salah tentang kebijaksanaan sekolah dan para petugas sekolah.

b. Memberikan informasi tentang program dan kebijaksanaan sekolah.

c. Menghilangkan atau mengurangi kritik-kritik tajam terhadap sekolah.

Bentuk partisipasi yang dapat ditempuh :

a. Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat

b. Mengadakan bakti sosial

c. Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahanan masyarakat desa maupun organisasi lainnya.

2.      Pengaruh sekolah terhadap masyarakat

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa
        Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal, bahkan informal. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan dalam hal ini memegang peranan yang penting karena programnya lebih mantap dan baku dibanding lembaga pendidikan yang lainnya. Tingkat kecerdasan masyarakat akan sangat menentukan dalam menghadapi dan memecahkan hidup dalam masyarakat.

b. Membawa virus pembaruan bagi. perkembangan masyarakat
      Program pendidikan di sekolah juga mengupayakan terjadinya transformasi pengetahuan, pemikiran, dan adanya inovasi bagi perkembangan masyarakat luas. Penemuan-penemuan dapat tejadi di masyarakat dan juga sekolah dan sudah menjadi tugas serta kewajiban sekolah untuk menyebarluaskan hasil penemuan atau pembaruan tersebut.

c.  Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat

Untuk terjun ke lapangan pekerjaan diperlukan bekal yang matang, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sekolah tidak lepas dari pembekalan tersebut. Hal ini tercermin dalam kurikulum pada masing-masing lembaga pendidikan (sekolah).

d. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.

Kesadaran hidup bernegara, kesatuan dan pesatuan bangsa, serta loyalitas warga negara terhadap nusa dan bangsanya secara bertahap ditanamkan pada hati sanubari murid-muridnya sehingga sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat dapat terwujud.

3. Pengaruh masyarakat terhadap sekolah

a.  Sebagai arah dalam menentukan tujuan

b.  Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar

c.  Sebagai sumber belajar

d. Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya

e. Sebagai labolatorium guna mengembangkan dan penelitian sekolah

B. Memanfaatkan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan

1.      Bagi masyarakat

a.  Adanya bantuan tenaga pendidik pada bidangnya, ini ikut memperlancar pembangunan di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

b. Masyarakat akan dapat secara terbuka menyatakan realita di masyarakat tersebut kepada para pendidik yang datang atau yang ada di lingkungan masyarakat tersebut.

c. Meningkatnya cara berpikir, bersikap dan bertindak yang lebih maju terhadap program pemerintah di lingkungan masyarakat tersebut.

d. Masyarakat akan lebih mengenal fungsi sekolah untuk membangun bagi mereka sehingga mereka ikut memiliki sekolah itu.

e. Masyarakat terdorong untuk makin maju dalam berbagai bidang kehidupannya, berkat kerja sama antara masyarakat dengan sekolah.

2.   Bagi sekolah

a. Sekolah mendapat masukan dalam menyempurnakan pendidikan, akibat interaksi sekolah dengan masyarakat.

b. Memberikan pengalaman langsung dan praktis bagi siswa dalam berbagai hal.

c. Lebih mengenal lingkungan sosio-budaya masyarakat yang penting dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Mendekati masalah secara interdisipliner.

e.  Mengerti dan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam masa pembangunan ini.

f. Terdorong untuk mengerti lebih dalam tentang berbagai segi masyarakat, maka ada motivasi mengadakan penelitian, untuk kepentingan berbagai pihak.

g. Memanfaatkan nara sumber dari masyarakat.

h. Sekolah banyak menerima bantuan dari masyarakat.

i.  Memanfaatkan masyarakat sebagai laboratorium yang sesuai dengan keperluan siswa atau mata pelajaran tertentu.

C.      Pembinaan Kerjasama antara Orangtua, Sekolah dan Masayarakat.

Pembinaan pendidikan yang dilakukan oeh orangtua, sekolah, dan masayarakat, tampaknya ada kesamaan rasa tanggung jawab yang dipikul oleh ketiga macam lingkungan pendidikan ini. Mereka secara tidak langsung telah mengadakan kerjasama yang erat di dalam praktek pendidikan. Kerjasama yang erat ini tampak dari hal-hal berikut. Orangtua anak meletakkan dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukan kepribadian, nilai-nilai, luhur moral, dan agama sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan denan berbagai materi pendidikan berupa ilmu dan keterampilan yang dilakukan oleh sekolah.

Orangtua anak menilai dan mengawasi hasil didikan sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pendidikan di lungkungan masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, meyalurkan dan membina serta meningkatkankannya. Hal ini berlangsung sedemikian karena masyarakat adalah lingkungan pemakai atau the user dari produk pendidikan yang diberikan oleh rumah tangga dan sekolah. 

D. Kerjasama timbal balik antara ketiga lingkungan     pendidikan

 1.  Lingkaran adalah hasil kerjasama ketiga lingkungan yang mengelindingkan hasilnya ke arah mencapai tujuan yang dikehendaki bersama.

2. T adalah tujuan bersama yang hendak dicapai, yaitu tujuan lengkap dan ideal dan disebut juga tujuan jauh (sempurna).

3.  Garis putus-putus menerangkan, bahwa masing-masing ligkungan ingin menjadikan anak didik menjadi anggota masayarakat yang baik. Hasil kerjasama ketiga lingkungan ini menghasilkan lingkaran besar yang mudah menggelindingkan (bergulir) ke arah yang dikehendaki bersama.

4.  Anak berada di posisi sentral yang menjadi pusat lingkungan untuk dipengaruhi melalui pendidikan.

5.  Segitiga merupakan perpaduan kerjasama yang erat ketiga macam lingkungan yang mempunyai tujuan yang sama dengan garis putus-putus.

Dari pernyataan diatas dapat kita lihat betapa eratnya kerjasama yang terpadu dari ketiga macam lingkungan pendidikan untuk membawa anak kepada tujuan bersama, yaitu untuk membentuk anak menjadi anggota masayarakat yang baik untuk bangsa, negara, dan agama. Bila masing-masing lingkungan bisa berbuat sama maka tujuan nasional akan tercapai.

Daftar Pustaka

Tim Dosen FIP – IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional
Burhanuddin, H. 2011. Pengantar Pedagogik:Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Tirtarahardja, Umar,  La sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

A.     Pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat


1.      Hubungan sekolah dengan masyarakat

Sebagai masyarakat kcil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus membina hubungan dengan masyarakat. Di dalam masyarakat banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Ikut berpartisipasi dengan masyarakat merupakan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat. Namun perlu diingat batas-batas kerja sama tersebut sehingga tidak mengganggu dan merusakkan tugas pokok sebagai petugas dan penanggungjawab misi sekolah, dan sekolah jangan sampai dieksploitasi untuk kepentingan mereka.

Pentingnya ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat antara lain :

a. Merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap pengertian salah tentang kebijaksanaan sekolah dan para petugas sekolah.

b. Memberikan informasi tentang program dan kebijaksanaan sekolah.

c. Menghilangkan atau mengurangi kritik-kritik tajam terhadap sekolah.

Bentuk partisipasi yang dapat ditempuh :

a. Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat

b. Mengadakan bakti sosial

c. Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahanan masyarakat desa maupun organisasi lainnya.

2.      Pengaruh sekolah terhadap masyarakat

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa
        Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal, bahkan informal. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan dalam hal ini memegang peranan yang penting karena programnya lebih mantap dan baku dibanding lembaga pendidikan yang lainnya. Tingkat kecerdasan masyarakat akan sangat menentukan dalam menghadapi dan memecahkan hidup dalam masyarakat.

b. Membawa virus pembaruan bagi. perkembangan masyarakat
      Program pendidikan di sekolah juga mengupayakan terjadinya transformasi pengetahuan, pemikiran, dan adanya inovasi bagi perkembangan masyarakat luas. Penemuan-penemuan dapat tejadi di masyarakat dan juga sekolah dan sudah menjadi tugas serta kewajiban sekolah untuk menyebarluaskan hasil penemuan atau pembaruan tersebut.

c.  Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat

Untuk terjun ke lapangan pekerjaan diperlukan bekal yang matang, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sekolah tidak lepas dari pembekalan tersebut. Hal ini tercermin dalam kurikulum pada masing-masing lembaga pendidikan (sekolah).

d. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.

Kesadaran hidup bernegara, kesatuan dan pesatuan bangsa, serta loyalitas warga negara terhadap nusa dan bangsanya secara bertahap ditanamkan pada hati sanubari murid-muridnya sehingga sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat dapat terwujud.

3. Pengaruh masyarakat terhadap sekolah

a.  Sebagai arah dalam menentukan tujuan

b.  Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar

c.  Sebagai sumber belajar

d. Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya

e. Sebagai labolatorium guna mengembangkan dan penelitian sekolah

B. Memanfaatkan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan

1.      Bagi masyarakat

a.  Adanya bantuan tenaga pendidik pada bidangnya, ini ikut memperlancar pembangunan di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

b. Masyarakat akan dapat secara terbuka menyatakan realita di masyarakat tersebut kepada para pendidik yang datang atau yang ada di lingkungan masyarakat tersebut.

c. Meningkatnya cara berpikir, bersikap dan bertindak yang lebih maju terhadap program pemerintah di lingkungan masyarakat tersebut.

d. Masyarakat akan lebih mengenal fungsi sekolah untuk membangun bagi mereka sehingga mereka ikut memiliki sekolah itu.

e. Masyarakat terdorong untuk makin maju dalam berbagai bidang kehidupannya, berkat kerja sama antara masyarakat dengan sekolah.

2.   Bagi sekolah

a. Sekolah mendapat masukan dalam menyempurnakan pendidikan, akibat interaksi sekolah dengan masyarakat.

b. Memberikan pengalaman langsung dan praktis bagi siswa dalam berbagai hal.

c. Lebih mengenal lingkungan sosio-budaya masyarakat yang penting dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Mendekati masalah secara interdisipliner.

e.  Mengerti dan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam masa pembangunan ini.

f. Terdorong untuk mengerti lebih dalam tentang berbagai segi masyarakat, maka ada motivasi mengadakan penelitian, untuk kepentingan berbagai pihak.

g. Memanfaatkan nara sumber dari masyarakat.

h. Sekolah banyak menerima bantuan dari masyarakat.

i.  Memanfaatkan masyarakat sebagai laboratorium yang sesuai dengan keperluan siswa atau mata pelajaran tertentu.

C.      Pembinaan Kerjasama antara Orangtua, Sekolah dan Masayarakat.

Pembinaan pendidikan yang dilakukan oeh orangtua, sekolah, dan masayarakat, tampaknya ada kesamaan rasa tanggung jawab yang dipikul oleh ketiga macam lingkungan pendidikan ini. Mereka secara tidak langsung telah mengadakan kerjasama yang erat di dalam praktek pendidikan. Kerjasama yang erat ini tampak dari hal-hal berikut. Orangtua anak meletakkan dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukan kepribadian, nilai-nilai, luhur moral, dan agama sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan denan berbagai materi pendidikan berupa ilmu dan keterampilan yang dilakukan oleh sekolah.

Orangtua anak menilai dan mengawasi hasil didikan sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pendidikan di lungkungan masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, meyalurkan dan membina serta meningkatkankannya. Hal ini berlangsung sedemikian karena masyarakat adalah lingkungan pemakai atau the user dari produk pendidikan yang diberikan oleh rumah tangga dan sekolah. 

D. Kerjasama timbal balik antara ketiga lingkungan     pendidikan

 1.  Lingkaran adalah hasil kerjasama ketiga lingkungan yang mengelindingkan hasilnya ke arah mencapai tujuan yang dikehendaki bersama.

2. T adalah tujuan bersama yang hendak dicapai, yaitu tujuan lengkap dan ideal dan disebut juga tujuan jauh (sempurna).

3.  Garis putus-putus menerangkan, bahwa masing-masing ligkungan ingin menjadikan anak didik menjadi anggota masayarakat yang baik. Hasil kerjasama ketiga lingkungan ini menghasilkan lingkaran besar yang mudah menggelindingkan (bergulir) ke arah yang dikehendaki bersama.

4.  Anak berada di posisi sentral yang menjadi pusat lingkungan untuk dipengaruhi melalui pendidikan.

5.  Segitiga merupakan perpaduan kerjasama yang erat ketiga macam lingkungan yang mempunyai tujuan yang sama dengan garis putus-putus.

Dari pernyataan diatas dapat kita lihat betapa eratnya kerjasama yang terpadu dari ketiga macam lingkungan pendidikan untuk membawa anak kepada tujuan bersama, yaitu untuk membentuk anak menjadi anggota masayarakat yang baik untuk bangsa, negara, dan agama. Bila masing-masing lingkungan bisa berbuat sama maka tujuan nasional akan tercapai.

Daftar Pustaka

Tim Dosen FIP – IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional
Burhanuddin, H. 2011. Pengantar Pedagogik:Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Tirtarahardja, Umar,  La sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
 
Dasar Kependidikan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template