Minggu, 08 Desember 2019

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Pendidikan sebagai suatu Sistem



A.    Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupaka suatu keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem  organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem  pendidikan. Begitu seterusya, bahwa setiap, jenis organisasi, apapun bentuknya, akan disebut sistem.
Sistem menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya Instructional System mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang disatukan oleh suatu interaksi atau saling ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem adalah kesatuan fungsional daripada unsur-unsur yang ada untuk mencapai tujuan. Jadi, sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing- masing unsur, ada kesatuan fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin dicapai. Setiap organisasi yag ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem, walaupun di setiap organisasi memiliki batasan-batasan yang berbeda.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kestuan yang terdiri atas komponen – komponen atau elemen – elemen atau unsur – unsur sebagai sumber – sumber yang meempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product). Sebagai ontoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen – komponen antara lain jaringan daging, otak, urat – urat, darah, syaraf dan tulang – tulang. Setiap komponen – komponen itu mempunyai fungsi sendiri – sendiri (fungsi yang berbeda – beda), dan satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu kebulatan atau suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu berinteraksi sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :


a.      Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan adalah memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan pengajaran adalah agar siswa belaja perilaku tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu.
b.      Fungsi – fungsi
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut. Misalnya suatu lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, perlu adanya fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
c.       Komponen – komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem disebut komponen. Jadi, komponen mempunyai fungsi khusus, misalnya komponen instruksional meliputi manusia (guru, konselor, administrator, petugas – petugas lainnya), material (buku, papan tulis, fotografi, slide, film). Masing – masing komponen diatas menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Komponen diatas disebut juga komponen integral, yaitu komponen yang harus ada pada setiap kegiatan instruksional.
d.      Interaksi atau saling hubungan
Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen – komponen instruksional tadi saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.
e.       Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya, dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan keterpaduan antara berbagai komposer instruksional dengna melaksanakan pengembangan sistem instruksional untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
f.        Proses transformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil – hasil (output).


g.      Umpan balik untuk koreksi
Untuk mengetahui apakah masing – masing fungsi terlaksana dengan baik diperlukan fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil monitoring dijadikan dasar pertimbangan untuk melaksanakan perubahan – perubahan, penentuan, perbaiakan, atau penyesuaian – penyesuain agar masing – masing berprestasi tinggi.
h.      Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dan bagian – bagian lain atau lingkungan di sekitarnya akan terjadi interkasi. Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah batasan tertentu. Suatu sistem dapat pula merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar (suprasitem).

Kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem  adalah suatu komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang.

B.     Komponen – Komponen Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponenMasing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.  Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik terdiri dari 7 komponen, yaitu :
  1. Tujuan Pendidikan
  2. Peserta Didik
  3. Pendidik
  4. Metode Pendidikan
  5. Isi Pendidikan / Materi Pendidikan
  6. Lingkungan Pendidikan
  7. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Berikut akan diuraikan satu persatu komponen- komponen tersebut.
1.       Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normative dan praktis.
a. Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.
b. Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.
Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2.       Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
3.      Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut
a. Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki pandangan hidup yang pasti dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu termasuk cita-cita untuk mendidik.

b.   Orang Tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik utama dan yang pertama yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka.
Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yang memikirkantentang pendidikan.
c. Guru/Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara penyampainnya dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d.   Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik tampak pada aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
4.      Metode Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik,yaitu :


  1. Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.
  1. Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.
c.       Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
5.       Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.
6.      Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-komponen pendidikan yang lain.   

7.      Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga  tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium  lengkap dengan alat-alat percobaannya, internet dll.
Sedangkan menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas kompnen pendidikan seperti berikut :
1.  Tujuan dan Perioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya. 
2.      Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan. 
5.      Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik. Juga mengarahkan dan mempolakan kegiatan – kegiatan dalam proses pendidikan. 
6.      Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik. 
7.      Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk memungkikan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi. 
8.      Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan. 
9.      Teknologi
Fungsinya mempelancar dan meningkatan hasil guna proses pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif.
10.  Pengasan Mutu
Fungsinya membina peraturan – peraturan dan standar pendidikan. 
11.  Penilitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan. 
12.      Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingka efesiensi pendidikan. 



DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, H.Fuad.2010.Dasar – Dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Izzahoetd. 2011. Komponen – Komponen Pendidikan. http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendidikan.html
Pendidikan, Seputar. 2013. Pengertian Sistem Pendidikan. http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-sistem-pendidikan.html

Pendidikan sebagai suatu Sistem



A.    Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupaka suatu keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem  organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem  pendidikan. Begitu seterusya, bahwa setiap, jenis organisasi, apapun bentuknya, akan disebut sistem.
Sistem menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya Instructional System mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang disatukan oleh suatu interaksi atau saling ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem adalah kesatuan fungsional daripada unsur-unsur yang ada untuk mencapai tujuan. Jadi, sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing- masing unsur, ada kesatuan fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin dicapai. Setiap organisasi yag ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem, walaupun di setiap organisasi memiliki batasan-batasan yang berbeda.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kestuan yang terdiri atas komponen – komponen atau elemen – elemen atau unsur – unsur sebagai sumber – sumber yang meempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product). Sebagai ontoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen – komponen antara lain jaringan daging, otak, urat – urat, darah, syaraf dan tulang – tulang. Setiap komponen – komponen itu mempunyai fungsi sendiri – sendiri (fungsi yang berbeda – beda), dan satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu kebulatan atau suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu berinteraksi sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :


a.      Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan adalah memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan pengajaran adalah agar siswa belaja perilaku tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu.
b.      Fungsi – fungsi
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut. Misalnya suatu lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, perlu adanya fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
c.       Komponen – komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem disebut komponen. Jadi, komponen mempunyai fungsi khusus, misalnya komponen instruksional meliputi manusia (guru, konselor, administrator, petugas – petugas lainnya), material (buku, papan tulis, fotografi, slide, film). Masing – masing komponen diatas menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Komponen diatas disebut juga komponen integral, yaitu komponen yang harus ada pada setiap kegiatan instruksional.
d.      Interaksi atau saling hubungan
Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen – komponen instruksional tadi saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.
e.       Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya, dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan keterpaduan antara berbagai komposer instruksional dengna melaksanakan pengembangan sistem instruksional untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
f.        Proses transformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil – hasil (output).


g.      Umpan balik untuk koreksi
Untuk mengetahui apakah masing – masing fungsi terlaksana dengan baik diperlukan fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil monitoring dijadikan dasar pertimbangan untuk melaksanakan perubahan – perubahan, penentuan, perbaiakan, atau penyesuaian – penyesuain agar masing – masing berprestasi tinggi.
h.      Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dan bagian – bagian lain atau lingkungan di sekitarnya akan terjadi interkasi. Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah batasan tertentu. Suatu sistem dapat pula merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar (suprasitem).

Kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem  adalah suatu komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang.

B.     Komponen – Komponen Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponenMasing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.  Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik terdiri dari 7 komponen, yaitu :
  1. Tujuan Pendidikan
  2. Peserta Didik
  3. Pendidik
  4. Metode Pendidikan
  5. Isi Pendidikan / Materi Pendidikan
  6. Lingkungan Pendidikan
  7. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Berikut akan diuraikan satu persatu komponen- komponen tersebut.
1.       Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normative dan praktis.
a. Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.
b. Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.
Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2.       Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
3.      Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut
a. Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki pandangan hidup yang pasti dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu termasuk cita-cita untuk mendidik.

b.   Orang Tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik utama dan yang pertama yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka.
Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yang memikirkantentang pendidikan.
c. Guru/Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara penyampainnya dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d.   Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik tampak pada aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
4.      Metode Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik,yaitu :


  1. Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.
  1. Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.
c.       Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
5.       Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.
6.      Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-komponen pendidikan yang lain.   

7.      Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga  tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium  lengkap dengan alat-alat percobaannya, internet dll.
Sedangkan menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas kompnen pendidikan seperti berikut :
1.  Tujuan dan Perioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya. 
2.      Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan. 
5.      Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik. Juga mengarahkan dan mempolakan kegiatan – kegiatan dalam proses pendidikan. 
6.      Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik. 
7.      Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk memungkikan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi. 
8.      Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan. 
9.      Teknologi
Fungsinya mempelancar dan meningkatan hasil guna proses pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif.
10.  Pengasan Mutu
Fungsinya membina peraturan – peraturan dan standar pendidikan. 
11.  Penilitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan. 
12.      Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingka efesiensi pendidikan. 



DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, H.Fuad.2010.Dasar – Dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Izzahoetd. 2011. Komponen – Komponen Pendidikan. http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendidikan.html
Pendidikan, Seputar. 2013. Pengertian Sistem Pendidikan. http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-sistem-pendidikan.html

Sabtu, 23 November 2019

"Pendidikan Seumur Hidup"

Pendidikan Seumur Hidup

“Pendidikan Seumur Hidup” atau “Life-Long Education” bukan “(long life education”) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.

Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.

Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan belajar.

Prespektif Pendidikan Seumur hidup
  • tinjauan ideologis
pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang mengambangkan potensi potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, karen pada dasarnya semua orang mempunyai hak yang sama khususnya dalam hal mendapatkan pendidikan dan keterampilan.
  • Tinjauan Ekonomis
Cara ampuh untuk keluar dari lingkungan kemelaratan yaitu menyebabkan kebodohan dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan.
  • Tinjauan sosiologis
Para orang tua dinegara berkembang  kurap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah,  karena itu anak anaknya ada yang kurang mendapatkan penddidikan, putus sekolah bahkan ada yang tidak bersekolah. maka pendidikan seumur hidup merupakan pemecahan masalah masalah tersebut.
  •  Tinjauan Politis 
Dalam negara demokratis yang hendaknya seluruh rakyatnya menggunakan hak pilihnya dalam pemilu , hal inilah pendidikan seumur hidup dapat dikatakan penting dalam penerapnnya di bidang politik
  • Tinjauan teknologis
Sejumlah orang orang hebat sudah berhasil membuat suatu teknologi, tetapi teknologi ini harus diperbaharui sepanjang zaman sesuai dengan perkembangan iptek dimana pendidikan seumur hidup ini sangat diperlukan dalam tinjauan teknologis ini
  • Tinjauan Psikologi dan pedagogis
Sesuai dengan perkembangan zaman materi yang akan diajarkan kepada anak sangat bnyak untuk itu diperlukan adanya faktor psikologi dan pedagogis yang ditransfer oleh guru kepada anak didiknya supaya anak didiknya itu memiliki kemauan yang tinggi terhadap pendidikan dan menganggap pendidikan itu pendikan seumur hidupnya

Masalah masalah pendidikan seumur hidup:
1. Masalah pendidik yang melaksanakan aktivitas pendidikan dan masalah anak didik yang dikenai sebagaai sasaran aktivitas pendidikan
2. faktor pendidik yang menghambat  jalannya proses pendidikan
3. Tripusat pendiikan, yang sama halnya diketahi bahwa masing  masing pusat pendidikan itu tidak sama fungsi dan cakupannya
4. metode atau cara yang digunakan dlam pendidikan

krakter pendidikaan seumur hidup:
 1. hidup, seumur hidup, dan pendidikan adalah 3 istilah pokok dlam pendidikan seumur hidup
2. Pendidikan tidak selesai setelh berkaahirnya sekolah dan harus dilaksanakan seumur hidup
3.Penidikan seumur hidup tidak hanya untuk anak anak  saja atau dewasa saja tetapi memadukan semua jenis umur
4. Pendidikan seumur hidup ini tidak terlepas dari tri pusat pendidikan yaitu  keluarga, sekolah daan masyarakat
5. bertentangan dengan lembaga pendidikan yang bersifat elastis pendidikan seumur hidup ini bersifat universal

Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Peranan subyek manusia untuk mendidik dan mengembangkan diri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia
2.      Lembaga penanggung jawab adalah tri pusat pendidikan
3.      Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dari kandungan sampai akhir hayat
4.      Belajar tidak ada batas waktu, sehingga tidak ada konsep terlambat belajar karena sudah tua
5.      Belajar atau mendidik diri adalah proses alamiah sebagai integral atau merupakan totalitas kehidupan

Strategi Pendidikan Seumur Hidup

1. Konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup

Pada pendidikan seumur hidup dikenal adanya empat macam konsep kunci, yaitu:

a. konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup siartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.

Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dari usia yang paling muda sampai paling tua, dan adanya basis institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasari persekolah konvensional.

b. konsep belajar seumur hidup

Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.

Jadi istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah kepada penyelenggaraan asas pendidikan seumur hidup.

c. konsep pelajar seumur hidup

Belajar seumur hidup yang dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.

Dalam keadaan demikian perlu adanya sistem pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespons untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup (pelajar dan belajar seumur hidup).

d. kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.

Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup.

2. Arah pendidikan seumur hidup

Umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam hidupnya.

a. pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa

Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa.
Di antara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan.

Program kegiatan, pembiayaan dan administrasi penyelenggaaran, ada sebagian kecil yang ditangani mesyarakat sendiri, akan tetapi di sebagian besar negara hal-hal tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti lembaga pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari proyek tertentu.

Tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hampir sepenuhnya diserahkan pada masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dari keadaan yang sederhana sampai keadaan yang dapat memenuhi persyaratan.

b. pendidikan seumur hidup bagi anak

pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa, dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.

Proses pendidikannya menekankan pada metodologi mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian yang kuat.

Sementara itu program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.

Referensi
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Hasbullah
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta Jakarta 2004 2.      
Umar, Pengantar Pendidikan  Penerbit Rineka Cipta Jakarta 2000
Pendidikan Seumur Hidup

“Pendidikan Seumur Hidup” atau “Life-Long Education” bukan “(long life education”) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.

Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.

Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan belajar.

Prespektif Pendidikan Seumur hidup
  • tinjauan ideologis
pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang mengambangkan potensi potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, karen pada dasarnya semua orang mempunyai hak yang sama khususnya dalam hal mendapatkan pendidikan dan keterampilan.
  • Tinjauan Ekonomis
Cara ampuh untuk keluar dari lingkungan kemelaratan yaitu menyebabkan kebodohan dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan.
  • Tinjauan sosiologis
Para orang tua dinegara berkembang  kurap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah,  karena itu anak anaknya ada yang kurang mendapatkan penddidikan, putus sekolah bahkan ada yang tidak bersekolah. maka pendidikan seumur hidup merupakan pemecahan masalah masalah tersebut.
  •  Tinjauan Politis 
Dalam negara demokratis yang hendaknya seluruh rakyatnya menggunakan hak pilihnya dalam pemilu , hal inilah pendidikan seumur hidup dapat dikatakan penting dalam penerapnnya di bidang politik
  • Tinjauan teknologis
Sejumlah orang orang hebat sudah berhasil membuat suatu teknologi, tetapi teknologi ini harus diperbaharui sepanjang zaman sesuai dengan perkembangan iptek dimana pendidikan seumur hidup ini sangat diperlukan dalam tinjauan teknologis ini
  • Tinjauan Psikologi dan pedagogis
Sesuai dengan perkembangan zaman materi yang akan diajarkan kepada anak sangat bnyak untuk itu diperlukan adanya faktor psikologi dan pedagogis yang ditransfer oleh guru kepada anak didiknya supaya anak didiknya itu memiliki kemauan yang tinggi terhadap pendidikan dan menganggap pendidikan itu pendikan seumur hidupnya

Masalah masalah pendidikan seumur hidup:
1. Masalah pendidik yang melaksanakan aktivitas pendidikan dan masalah anak didik yang dikenai sebagaai sasaran aktivitas pendidikan
2. faktor pendidik yang menghambat  jalannya proses pendidikan
3. Tripusat pendiikan, yang sama halnya diketahi bahwa masing  masing pusat pendidikan itu tidak sama fungsi dan cakupannya
4. metode atau cara yang digunakan dlam pendidikan

krakter pendidikaan seumur hidup:
 1. hidup, seumur hidup, dan pendidikan adalah 3 istilah pokok dlam pendidikan seumur hidup
2. Pendidikan tidak selesai setelh berkaahirnya sekolah dan harus dilaksanakan seumur hidup
3.Penidikan seumur hidup tidak hanya untuk anak anak  saja atau dewasa saja tetapi memadukan semua jenis umur
4. Pendidikan seumur hidup ini tidak terlepas dari tri pusat pendidikan yaitu  keluarga, sekolah daan masyarakat
5. bertentangan dengan lembaga pendidikan yang bersifat elastis pendidikan seumur hidup ini bersifat universal

Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Peranan subyek manusia untuk mendidik dan mengembangkan diri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia
2.      Lembaga penanggung jawab adalah tri pusat pendidikan
3.      Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dari kandungan sampai akhir hayat
4.      Belajar tidak ada batas waktu, sehingga tidak ada konsep terlambat belajar karena sudah tua
5.      Belajar atau mendidik diri adalah proses alamiah sebagai integral atau merupakan totalitas kehidupan

Strategi Pendidikan Seumur Hidup

1. Konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup

Pada pendidikan seumur hidup dikenal adanya empat macam konsep kunci, yaitu:

a. konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup siartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.

Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dari usia yang paling muda sampai paling tua, dan adanya basis institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasari persekolah konvensional.

b. konsep belajar seumur hidup

Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.

Jadi istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah kepada penyelenggaraan asas pendidikan seumur hidup.

c. konsep pelajar seumur hidup

Belajar seumur hidup yang dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.

Dalam keadaan demikian perlu adanya sistem pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespons untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup (pelajar dan belajar seumur hidup).

d. kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.

Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup.

2. Arah pendidikan seumur hidup

Umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam hidupnya.

a. pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa

Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa.
Di antara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan.

Program kegiatan, pembiayaan dan administrasi penyelenggaaran, ada sebagian kecil yang ditangani mesyarakat sendiri, akan tetapi di sebagian besar negara hal-hal tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti lembaga pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari proyek tertentu.

Tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hampir sepenuhnya diserahkan pada masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dari keadaan yang sederhana sampai keadaan yang dapat memenuhi persyaratan.

b. pendidikan seumur hidup bagi anak

pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa, dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.

Proses pendidikannya menekankan pada metodologi mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian yang kuat.

Sementara itu program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.

Referensi
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Hasbullah
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta Jakarta 2004 2.      
Umar, Pengantar Pendidikan  Penerbit Rineka Cipta Jakarta 2000

Jumat, 01 November 2019

Hubungan Timbal Balik Ketiga Lingkungan Pendidikan

A.     Pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat


1.      Hubungan sekolah dengan masyarakat

Sebagai masyarakat kcil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus membina hubungan dengan masyarakat. Di dalam masyarakat banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Ikut berpartisipasi dengan masyarakat merupakan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat. Namun perlu diingat batas-batas kerja sama tersebut sehingga tidak mengganggu dan merusakkan tugas pokok sebagai petugas dan penanggungjawab misi sekolah, dan sekolah jangan sampai dieksploitasi untuk kepentingan mereka.

Pentingnya ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat antara lain :

a. Merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap pengertian salah tentang kebijaksanaan sekolah dan para petugas sekolah.

b. Memberikan informasi tentang program dan kebijaksanaan sekolah.

c. Menghilangkan atau mengurangi kritik-kritik tajam terhadap sekolah.

Bentuk partisipasi yang dapat ditempuh :

a. Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat

b. Mengadakan bakti sosial

c. Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahanan masyarakat desa maupun organisasi lainnya.

2.      Pengaruh sekolah terhadap masyarakat

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa
        Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal, bahkan informal. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan dalam hal ini memegang peranan yang penting karena programnya lebih mantap dan baku dibanding lembaga pendidikan yang lainnya. Tingkat kecerdasan masyarakat akan sangat menentukan dalam menghadapi dan memecahkan hidup dalam masyarakat.

b. Membawa virus pembaruan bagi. perkembangan masyarakat
      Program pendidikan di sekolah juga mengupayakan terjadinya transformasi pengetahuan, pemikiran, dan adanya inovasi bagi perkembangan masyarakat luas. Penemuan-penemuan dapat tejadi di masyarakat dan juga sekolah dan sudah menjadi tugas serta kewajiban sekolah untuk menyebarluaskan hasil penemuan atau pembaruan tersebut.

c.  Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat

Untuk terjun ke lapangan pekerjaan diperlukan bekal yang matang, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sekolah tidak lepas dari pembekalan tersebut. Hal ini tercermin dalam kurikulum pada masing-masing lembaga pendidikan (sekolah).

d. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.

Kesadaran hidup bernegara, kesatuan dan pesatuan bangsa, serta loyalitas warga negara terhadap nusa dan bangsanya secara bertahap ditanamkan pada hati sanubari murid-muridnya sehingga sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat dapat terwujud.

3. Pengaruh masyarakat terhadap sekolah

a.  Sebagai arah dalam menentukan tujuan

b.  Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar

c.  Sebagai sumber belajar

d. Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya

e. Sebagai labolatorium guna mengembangkan dan penelitian sekolah

B. Memanfaatkan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan

1.      Bagi masyarakat

a.  Adanya bantuan tenaga pendidik pada bidangnya, ini ikut memperlancar pembangunan di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

b. Masyarakat akan dapat secara terbuka menyatakan realita di masyarakat tersebut kepada para pendidik yang datang atau yang ada di lingkungan masyarakat tersebut.

c. Meningkatnya cara berpikir, bersikap dan bertindak yang lebih maju terhadap program pemerintah di lingkungan masyarakat tersebut.

d. Masyarakat akan lebih mengenal fungsi sekolah untuk membangun bagi mereka sehingga mereka ikut memiliki sekolah itu.

e. Masyarakat terdorong untuk makin maju dalam berbagai bidang kehidupannya, berkat kerja sama antara masyarakat dengan sekolah.

2.   Bagi sekolah

a. Sekolah mendapat masukan dalam menyempurnakan pendidikan, akibat interaksi sekolah dengan masyarakat.

b. Memberikan pengalaman langsung dan praktis bagi siswa dalam berbagai hal.

c. Lebih mengenal lingkungan sosio-budaya masyarakat yang penting dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Mendekati masalah secara interdisipliner.

e.  Mengerti dan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam masa pembangunan ini.

f. Terdorong untuk mengerti lebih dalam tentang berbagai segi masyarakat, maka ada motivasi mengadakan penelitian, untuk kepentingan berbagai pihak.

g. Memanfaatkan nara sumber dari masyarakat.

h. Sekolah banyak menerima bantuan dari masyarakat.

i.  Memanfaatkan masyarakat sebagai laboratorium yang sesuai dengan keperluan siswa atau mata pelajaran tertentu.

C.      Pembinaan Kerjasama antara Orangtua, Sekolah dan Masayarakat.

Pembinaan pendidikan yang dilakukan oeh orangtua, sekolah, dan masayarakat, tampaknya ada kesamaan rasa tanggung jawab yang dipikul oleh ketiga macam lingkungan pendidikan ini. Mereka secara tidak langsung telah mengadakan kerjasama yang erat di dalam praktek pendidikan. Kerjasama yang erat ini tampak dari hal-hal berikut. Orangtua anak meletakkan dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukan kepribadian, nilai-nilai, luhur moral, dan agama sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan denan berbagai materi pendidikan berupa ilmu dan keterampilan yang dilakukan oleh sekolah.

Orangtua anak menilai dan mengawasi hasil didikan sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pendidikan di lungkungan masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, meyalurkan dan membina serta meningkatkankannya. Hal ini berlangsung sedemikian karena masyarakat adalah lingkungan pemakai atau the user dari produk pendidikan yang diberikan oleh rumah tangga dan sekolah. 

D. Kerjasama timbal balik antara ketiga lingkungan     pendidikan

 1.  Lingkaran adalah hasil kerjasama ketiga lingkungan yang mengelindingkan hasilnya ke arah mencapai tujuan yang dikehendaki bersama.

2. T adalah tujuan bersama yang hendak dicapai, yaitu tujuan lengkap dan ideal dan disebut juga tujuan jauh (sempurna).

3.  Garis putus-putus menerangkan, bahwa masing-masing ligkungan ingin menjadikan anak didik menjadi anggota masayarakat yang baik. Hasil kerjasama ketiga lingkungan ini menghasilkan lingkaran besar yang mudah menggelindingkan (bergulir) ke arah yang dikehendaki bersama.

4.  Anak berada di posisi sentral yang menjadi pusat lingkungan untuk dipengaruhi melalui pendidikan.

5.  Segitiga merupakan perpaduan kerjasama yang erat ketiga macam lingkungan yang mempunyai tujuan yang sama dengan garis putus-putus.

Dari pernyataan diatas dapat kita lihat betapa eratnya kerjasama yang terpadu dari ketiga macam lingkungan pendidikan untuk membawa anak kepada tujuan bersama, yaitu untuk membentuk anak menjadi anggota masayarakat yang baik untuk bangsa, negara, dan agama. Bila masing-masing lingkungan bisa berbuat sama maka tujuan nasional akan tercapai.

Daftar Pustaka

Tim Dosen FIP – IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional
Burhanuddin, H. 2011. Pengantar Pedagogik:Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Tirtarahardja, Umar,  La sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

A.     Pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat


1.      Hubungan sekolah dengan masyarakat

Sebagai masyarakat kcil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus membina hubungan dengan masyarakat. Di dalam masyarakat banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Ikut berpartisipasi dengan masyarakat merupakan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat. Namun perlu diingat batas-batas kerja sama tersebut sehingga tidak mengganggu dan merusakkan tugas pokok sebagai petugas dan penanggungjawab misi sekolah, dan sekolah jangan sampai dieksploitasi untuk kepentingan mereka.

Pentingnya ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat antara lain :

a. Merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap pengertian salah tentang kebijaksanaan sekolah dan para petugas sekolah.

b. Memberikan informasi tentang program dan kebijaksanaan sekolah.

c. Menghilangkan atau mengurangi kritik-kritik tajam terhadap sekolah.

Bentuk partisipasi yang dapat ditempuh :

a. Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat

b. Mengadakan bakti sosial

c. Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahanan masyarakat desa maupun organisasi lainnya.

2.      Pengaruh sekolah terhadap masyarakat

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa
        Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal, bahkan informal. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan dalam hal ini memegang peranan yang penting karena programnya lebih mantap dan baku dibanding lembaga pendidikan yang lainnya. Tingkat kecerdasan masyarakat akan sangat menentukan dalam menghadapi dan memecahkan hidup dalam masyarakat.

b. Membawa virus pembaruan bagi. perkembangan masyarakat
      Program pendidikan di sekolah juga mengupayakan terjadinya transformasi pengetahuan, pemikiran, dan adanya inovasi bagi perkembangan masyarakat luas. Penemuan-penemuan dapat tejadi di masyarakat dan juga sekolah dan sudah menjadi tugas serta kewajiban sekolah untuk menyebarluaskan hasil penemuan atau pembaruan tersebut.

c.  Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat

Untuk terjun ke lapangan pekerjaan diperlukan bekal yang matang, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sekolah tidak lepas dari pembekalan tersebut. Hal ini tercermin dalam kurikulum pada masing-masing lembaga pendidikan (sekolah).

d. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.

Kesadaran hidup bernegara, kesatuan dan pesatuan bangsa, serta loyalitas warga negara terhadap nusa dan bangsanya secara bertahap ditanamkan pada hati sanubari murid-muridnya sehingga sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat dapat terwujud.

3. Pengaruh masyarakat terhadap sekolah

a.  Sebagai arah dalam menentukan tujuan

b.  Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar

c.  Sebagai sumber belajar

d. Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya

e. Sebagai labolatorium guna mengembangkan dan penelitian sekolah

B. Memanfaatkan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan

1.      Bagi masyarakat

a.  Adanya bantuan tenaga pendidik pada bidangnya, ini ikut memperlancar pembangunan di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

b. Masyarakat akan dapat secara terbuka menyatakan realita di masyarakat tersebut kepada para pendidik yang datang atau yang ada di lingkungan masyarakat tersebut.

c. Meningkatnya cara berpikir, bersikap dan bertindak yang lebih maju terhadap program pemerintah di lingkungan masyarakat tersebut.

d. Masyarakat akan lebih mengenal fungsi sekolah untuk membangun bagi mereka sehingga mereka ikut memiliki sekolah itu.

e. Masyarakat terdorong untuk makin maju dalam berbagai bidang kehidupannya, berkat kerja sama antara masyarakat dengan sekolah.

2.   Bagi sekolah

a. Sekolah mendapat masukan dalam menyempurnakan pendidikan, akibat interaksi sekolah dengan masyarakat.

b. Memberikan pengalaman langsung dan praktis bagi siswa dalam berbagai hal.

c. Lebih mengenal lingkungan sosio-budaya masyarakat yang penting dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Mendekati masalah secara interdisipliner.

e.  Mengerti dan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam masa pembangunan ini.

f. Terdorong untuk mengerti lebih dalam tentang berbagai segi masyarakat, maka ada motivasi mengadakan penelitian, untuk kepentingan berbagai pihak.

g. Memanfaatkan nara sumber dari masyarakat.

h. Sekolah banyak menerima bantuan dari masyarakat.

i.  Memanfaatkan masyarakat sebagai laboratorium yang sesuai dengan keperluan siswa atau mata pelajaran tertentu.

C.      Pembinaan Kerjasama antara Orangtua, Sekolah dan Masayarakat.

Pembinaan pendidikan yang dilakukan oeh orangtua, sekolah, dan masayarakat, tampaknya ada kesamaan rasa tanggung jawab yang dipikul oleh ketiga macam lingkungan pendidikan ini. Mereka secara tidak langsung telah mengadakan kerjasama yang erat di dalam praktek pendidikan. Kerjasama yang erat ini tampak dari hal-hal berikut. Orangtua anak meletakkan dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukan kepribadian, nilai-nilai, luhur moral, dan agama sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan denan berbagai materi pendidikan berupa ilmu dan keterampilan yang dilakukan oleh sekolah.

Orangtua anak menilai dan mengawasi hasil didikan sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pendidikan di lungkungan masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, meyalurkan dan membina serta meningkatkankannya. Hal ini berlangsung sedemikian karena masyarakat adalah lingkungan pemakai atau the user dari produk pendidikan yang diberikan oleh rumah tangga dan sekolah. 

D. Kerjasama timbal balik antara ketiga lingkungan     pendidikan

 1.  Lingkaran adalah hasil kerjasama ketiga lingkungan yang mengelindingkan hasilnya ke arah mencapai tujuan yang dikehendaki bersama.

2. T adalah tujuan bersama yang hendak dicapai, yaitu tujuan lengkap dan ideal dan disebut juga tujuan jauh (sempurna).

3.  Garis putus-putus menerangkan, bahwa masing-masing ligkungan ingin menjadikan anak didik menjadi anggota masayarakat yang baik. Hasil kerjasama ketiga lingkungan ini menghasilkan lingkaran besar yang mudah menggelindingkan (bergulir) ke arah yang dikehendaki bersama.

4.  Anak berada di posisi sentral yang menjadi pusat lingkungan untuk dipengaruhi melalui pendidikan.

5.  Segitiga merupakan perpaduan kerjasama yang erat ketiga macam lingkungan yang mempunyai tujuan yang sama dengan garis putus-putus.

Dari pernyataan diatas dapat kita lihat betapa eratnya kerjasama yang terpadu dari ketiga macam lingkungan pendidikan untuk membawa anak kepada tujuan bersama, yaitu untuk membentuk anak menjadi anggota masayarakat yang baik untuk bangsa, negara, dan agama. Bila masing-masing lingkungan bisa berbuat sama maka tujuan nasional akan tercapai.

Daftar Pustaka

Tim Dosen FIP – IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional
Burhanuddin, H. 2011. Pengantar Pedagogik:Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Tirtarahardja, Umar,  La sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Rabu, 30 Oktober 2019

Lingkungan Pendidikan


Sebelum kita masuk ke pembahasan kita jawab dahalu beberapa pertanyaan berikut!


          1.      Jelaskan Tripusat Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
a.       Keinsyafan Ki Hadjar Dewantara bahwa tujuan pendidikan tidak mungkin tercapai melalui satu jalur saja.
b.      Ketiga pusat pendidikan itu harus berhubungan seakrab-akrabnya serta harmonis.
c.       Bahwa alam keluarga tetap merupakan pusat pendidikan yang terpenting dan memberikan pendidikan budi pekerti, agama, dan laku sosial
d.      Bahwa perguruan sebagai balai wiyata yang memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan keterampilan.
e.       Bahwa alam pemuda (yang sekarang diperluas menjadi lingkungan/alam kemasyarakatan) sebagai tempat sang anak berlatih membentuk watak atau karakter dan kepribadiannya.
f.        Dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara ialah usaha untuk menghidupkan, menambah dan memberikan perasaan kesosialan sang anak.

          2.     Fungsi pendidikan di lingkungan keluarga
a.       Proteksi
Fungsi proteksi dalam keluarga yaitu sebagai perlindungan terhadap para anggota keluarga, baik dalam perlindungan secara emosional maupun fisik. Karena peran keluarga adalah memberikan rasa aman dan tentram kepada para anggota keluarga supaya hubungan dalam keluarga dapat berlangsung secara harmonis. Lembaga keluarga memiliki fungsi proteksi terhadap kehidupan anak-anak sebagai individu. Orang tua harus mampu memberi rasa aman serta nyaman terhadap anak-anaknya. Anak akan merasa tenang lahir dan batinnya jika orang tua mampu menciptakan suasana aman. Dalam situasi yang aman, orang tua harus mampu memberikan arahan yang baik bagi masa depan anak-anaknya. Peranan keluarga dalam menentukan masa depan anak sangat besar, mengingat keluargalah yang menanggung risiko kebaikan dan keburukan atas dampaknya.
b.      Inisiasi/Sosialisai
Fungsi sosialisasi dalam keluarga yaitu Keluarga merupakan sistem yang menyelenggarakan sosialisasi terhadap calon-calon warga masyarakat baru. Seseorang yang dilahirkan di suatu keluarga akan melalui suatu proses penyerapan unsur-unsur budaya yang mengatur masyarakat bersangkutan. Calon warga masyarakat baru dipersiapkan oleh orangtuanya, kemudian oleh orang lain dan lembaga pendidikan sekolah, untuk dapat menjalankan peranan dalam kehidupan bermasyarakat, di bidang ekonomi, agama, atau politik sesuai dengan kebutuhan setiap anggota masyarakat. Keluarga merupakan tempat awal terbinanya sosialisasi bagi seseorang.Rekreasi
Refleksi dari fungsi rekreasi, dahulu keluarga merupakan tempat rekreasi terhadap anggota-anggotanya, setelah disibukkan seharian dengan segala aktivitas. Dengan perubahan dan perkembangan masyarakat yang lebih kompleks, tergantikan oleh lembaga-lembaga yang lain, seperti gedung bioskop, panggung sirkus, night club, dan lain-lain. Pergeseran ini menurunkan keharmonisan hubungan antar-anggota keluarga dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.
c.       Edukasi
Fungsi edukasi  dalam keluarga yaitu Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama kali diterima dan diserap bagi anak. Orang tua memiliki peran yang penting dalam memberikan pendidikan dalam keluarga untuk anak-anaknya.

          3.     Proses pendidikan di lingkungan sekolah
a.       Alasan kenapa munculnya lingkungan sekolah
Pada dasarnya pendidikan sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga.
Pasti kita beratanya tanya kenapa munculnya lingkungan sekolah dalam pendidikan jawabannya sederhana yaitu Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah-sekolah formal contohnya saja anak perlu pendidikan akademik yang diajarkan oleh yang ahli dalam bidangnya jadi apabila anak ada dalam lingkungan sekolah maka anak akan memperoleh pendidikan yang tidak didaptkan di lingkungan keluarga ataupun masyarakat.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu sebagai berikut:
·         Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan bagi atas jenjang yangmemiliki hubungan hierarkis.
·         Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relativ homogen.
·         Waktu pendidikan relativ lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
·         Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
·         Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang.
b.      Fungsi utama pendidikan
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
Fungsi  pendidikan disekolah menurut Suwarno dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan, adalah
·         Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
·         Spesialisasi.
·         Efisiensi-
·         SosialisasL
·         konservasi dan transmisi cultural.
·         transisi dari rumah ke masyarakat.

Sedangakan fungsi utama pendidikan adalah :
·         memberikan pengetahuan umum
·         memberikan keterampilan dasar
·         membentuk pribadi sosial
·         menyediakan sumber daya manusia
·         alat transformasi kebudayaan
c.       Tanggung jawab sekolah sebagai lingkungan pendidikan
1.      Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2.      Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
3.      Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4.      Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.

          4.     Unsur-unsur pokok dalam suatu masyarakat
a.      Golongan sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dll. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor penentunya adalah kepandaian berburu.
b.     Kategori sosial
Kategori sosial, Menurut Koentjaraningrat,  kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada manusia-manusia tersebut. Dalam kategori sosial tidak terikat oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak memiliki  identitas, tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai organisasi, dan tidak memiliki pemimpin.
c.      Kelompok sosial
Kelompok sosial, Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling menolong di antara mereka.
d.     Perkumpulan sosial
Perkumpulan (asosiasi), Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh kesamaan minat, tujuan, kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau agama. Perkumpulan merupakan suatu organisasi buatan yang bersifat formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas, memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi, memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

          5.     Fungsi organisasi sosial dilingkungan pendidikan
a.      Memberi arahan dan aturan serta pembagian kerja mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh para angggota dalam organisasi terentu
b.     Meningkatkan skil dan kemampuan dari anggota organisasi dalam mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan masyarakat
c.      Memberikan pengetahuan dan mencerdaskan setiap anggota organisasi dalam masyarakat
d.     Melatih diri untuk bergaul dengan orang yang tidak seumuran atau meltih diri dalam menggunakan kata mendaki, menurun, melereng, dan mendatar apabila organisasinya tidak berbatas umur
e.      melatih tanggung jawab  dan disiplin

f.        melatih diri agar bisa memeanage waktu yang baik untuk organisasi di masyarakat, sekolah dan dirumah.



══════◎•❀•◎﷽◎•❀•◎══════


A. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang proses belajar mengajar secara nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Lingkungan ini kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dangan jenis dan tanggung jawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga.

B.  Bentuk-bentuk Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan yaitu tempat seseorang memperoleh penddikan secara langsung atau tidak langsung serta bersifat sosial dan material. Lingkungan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro “Tri Pusat Pendidikan”
dan sejalan pendapat Langeveld bahwa yang bertanggung jawab dalam pendidikan adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah keluarga kecil karena hubungan sedarah. Keluarga bisa berbentuk keluaga inti ataupun keluarga yang diperluas (kakek, nenek, ipar dsb).
Keluarga secara etimologi menurut Ki Hajar Dewantoro, seperti dijelaskan oleh Abu Ahmad adalah sebagai berikut: Bagi Bangsa Indonesia perkataan “keluarga” dikenal sebagai rangkaian perkataan-perkataan “kawula” artinya abdi sedangkangkan “warga” artinya anggota.
Keluarga dalam pandangan antropologi adalah kesatuan-kesatuan kecil yang memiliki tempat tinggal dan di tandai oleh kerjasama yang sangat erat.
Secara sosiologis keluarga adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terkait suatu keturunan.
 Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya meliputi hal-hal berikut:
Ø  Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anak.
Ø  Dorongan/motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orangtua terhadap keturunannya.
Ø  Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya bahkan kemanusiaan.
Disisi lain tanggung jawab pendidikan yang menjadi beban orang tua sekurang- kurangnya harus dilaksanankan dalam rangka hal- hal berikut:
Ø Memelihara dan membesarkan anak.
Ø Melindungi dan menjamin kesamaan.
Ø Membahagiakan anak baik dunia atau akhirat sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orang tua meliputi :      
1. Dasar pendidikan budi pekerti
2. Dasar pendidikan sosial
4. Dasar pembentukan kebiasaan pembinaan kepribadian yang baik.
5. Dasar pendidikan kekeluargaan dengan memberikan apresiasi terhadap keluarga
6. Dasar pendidikan nasionalisme dan patriotisme dan berprikemanusiaan untuk mencintai bangsa dan tanah air
7. Dasar pendidikan agama

Fungsi dan peranan pendidikan keluarga yaitu:
1. Pengalaman pertama masa kanak-kanak
Lingkungan pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merapakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak..
2. Menjamin kehidupan emosional anak
Melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidikan dengan anak didik, sebab orang tua hanya menghadapi sedikit anak didik dan karena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih sayang murni.
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan sosial
5. Peletakan dasar-dasar agama
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar kehidupan beragama, dalam hal ini tentu terjadi dalam keluarga.

2. Lingkungan Sekolah
Mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis dan distandarisasikan. Penjabaran fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan formal, terlihat pada tujuan institusional yaitu tujuan kelembagaan pada masing-masing jenis dan tingkatan sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggungjawab yaitu :
1. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan dipercayakan kepada masyarakat dan Negara.
3. Tanggung jawab fungsional yaitu kewajiban mengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya.
Evaluasi untuk mengukur kemampuan murid untuk menyelesaikan pendidikannya pada suatu jenjang atau jenis pendidikan dilakukan melalui 3 cara yaitu :
1. Formatif yaitu dilakukan setiap selesai satu sesi pembelajaran.
2. Sumatif yaitu yang dilakukan setiap semester atau setiap tahun.
3. UAN (Ujian Akhir Nasional) adalah evaluasi yang diselenggarakan pada sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau sekolah swasta yang berada dalam naungan pemerintah.
Karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu sebagai berikut :       
a. Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan bagi atas jenjang yang
memiliki hubungan hierarkis.
b. Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen.
c. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikan.
d. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
e. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan.
 Sifat-sifat lembaga pendidikan Yaitu :
Ø   Tumbuh sesudah keluarga ( pendidik kedua).
Ø   Merupakan lembaga pendidikan formal.
Ø   Merupakan lembaga yang tidak bersifat kodrati.
Macama-macam sekolah Yaitu :
1.  Ditinjau dari segi yang mengusahakan
a.  Sekolah negeri
b. Sekolah swasta
2. Ditinjau dari sudut tingkatan
a. Pendidikan dasar
b. Pendidikan menengah
c. Pendidikan tinggi
3. Ditinjau dari sifatnya
a. Sekolah umum
b. Sekolah kejuruan

3. Lingkungan Masyarakat
Kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan negara. Lembaga pendidikan ini berorientasi langsung kepada hal-hal yang bertalian dengan kehidupan. Pendidikan masyarakat merupakan pendidikan yang menunjang pendidikan keluarga dan sekolah.
masyarakat adalah pendidikan tersier yang merupakan pendidikan terakhir, tapi bersifat permanen dengan pendidiknya masyarakat itu sendiri secara sosial, kebudayaan adat istiadat dan kondisi masyarakat setempat sebagai lingkungan material. Pendidikan dalam pergaulan masyarakat terutama banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan seperti :
a. Mesjid,surau atau langgar, mushola
b. Madrasah, pondok pesantren
c. Pengajian atau majlis taklim
d. Kursus-kursus
e. Badan-badan pembinaan rohani
Lembaga pendidikan yang dalam istilah UU No. 20 Tahun 2003 disebut dengan jalur pendidikan non formal ini, bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf  hidupnya.
Ciri-ciri pendidikan masyarakat yaitu sebagai berikut :
1. Pendidikan diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah.
2. Peserta umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah.
3. Pendidikan tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk
jangka waktu pendek.
4. Peserta tidak perlu homogen.
5. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi sistematis.
6. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus.
7. Keterampilan kerja sangat ditekankan.
Beberapa istilah jalur pendidikan luar sekolah Yaitu :
1. Pendidikan sosial
2. Pendidikan Masyarakat
3. Pendidikan rakyat
4. Pendidikan luar sekolah
5. Mass education
6. Adult education
7. Extension education
8. Fundamental education






Kesimpulan
Lingkungan pendidikan yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Sedangkan lembaga pendidikan yaitu organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan.
Fungsi lingkungan pendidikan yaitu membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya. Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat serta memberikan karakter yang tangguh dan mampu menyesuaikan diri dalam perkembangan jaman.
Lingkungan pendidikan secara garis besar terbagi menjadi tiga yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan yaitu, keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.


Daftar Pustaka

http://www.teoripendidikan.com/2014/05/makalah-lingkungan-pendidikan.html


Sebelum kita masuk ke pembahasan kita jawab dahalu beberapa pertanyaan berikut!


          1.      Jelaskan Tripusat Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
a.       Keinsyafan Ki Hadjar Dewantara bahwa tujuan pendidikan tidak mungkin tercapai melalui satu jalur saja.
b.      Ketiga pusat pendidikan itu harus berhubungan seakrab-akrabnya serta harmonis.
c.       Bahwa alam keluarga tetap merupakan pusat pendidikan yang terpenting dan memberikan pendidikan budi pekerti, agama, dan laku sosial
d.      Bahwa perguruan sebagai balai wiyata yang memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan keterampilan.
e.       Bahwa alam pemuda (yang sekarang diperluas menjadi lingkungan/alam kemasyarakatan) sebagai tempat sang anak berlatih membentuk watak atau karakter dan kepribadiannya.
f.        Dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara ialah usaha untuk menghidupkan, menambah dan memberikan perasaan kesosialan sang anak.

          2.     Fungsi pendidikan di lingkungan keluarga
a.       Proteksi
Fungsi proteksi dalam keluarga yaitu sebagai perlindungan terhadap para anggota keluarga, baik dalam perlindungan secara emosional maupun fisik. Karena peran keluarga adalah memberikan rasa aman dan tentram kepada para anggota keluarga supaya hubungan dalam keluarga dapat berlangsung secara harmonis. Lembaga keluarga memiliki fungsi proteksi terhadap kehidupan anak-anak sebagai individu. Orang tua harus mampu memberi rasa aman serta nyaman terhadap anak-anaknya. Anak akan merasa tenang lahir dan batinnya jika orang tua mampu menciptakan suasana aman. Dalam situasi yang aman, orang tua harus mampu memberikan arahan yang baik bagi masa depan anak-anaknya. Peranan keluarga dalam menentukan masa depan anak sangat besar, mengingat keluargalah yang menanggung risiko kebaikan dan keburukan atas dampaknya.
b.      Inisiasi/Sosialisai
Fungsi sosialisasi dalam keluarga yaitu Keluarga merupakan sistem yang menyelenggarakan sosialisasi terhadap calon-calon warga masyarakat baru. Seseorang yang dilahirkan di suatu keluarga akan melalui suatu proses penyerapan unsur-unsur budaya yang mengatur masyarakat bersangkutan. Calon warga masyarakat baru dipersiapkan oleh orangtuanya, kemudian oleh orang lain dan lembaga pendidikan sekolah, untuk dapat menjalankan peranan dalam kehidupan bermasyarakat, di bidang ekonomi, agama, atau politik sesuai dengan kebutuhan setiap anggota masyarakat. Keluarga merupakan tempat awal terbinanya sosialisasi bagi seseorang.Rekreasi
Refleksi dari fungsi rekreasi, dahulu keluarga merupakan tempat rekreasi terhadap anggota-anggotanya, setelah disibukkan seharian dengan segala aktivitas. Dengan perubahan dan perkembangan masyarakat yang lebih kompleks, tergantikan oleh lembaga-lembaga yang lain, seperti gedung bioskop, panggung sirkus, night club, dan lain-lain. Pergeseran ini menurunkan keharmonisan hubungan antar-anggota keluarga dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.
c.       Edukasi
Fungsi edukasi  dalam keluarga yaitu Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama kali diterima dan diserap bagi anak. Orang tua memiliki peran yang penting dalam memberikan pendidikan dalam keluarga untuk anak-anaknya.

          3.     Proses pendidikan di lingkungan sekolah
a.       Alasan kenapa munculnya lingkungan sekolah
Pada dasarnya pendidikan sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga.
Pasti kita beratanya tanya kenapa munculnya lingkungan sekolah dalam pendidikan jawabannya sederhana yaitu Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah-sekolah formal contohnya saja anak perlu pendidikan akademik yang diajarkan oleh yang ahli dalam bidangnya jadi apabila anak ada dalam lingkungan sekolah maka anak akan memperoleh pendidikan yang tidak didaptkan di lingkungan keluarga ataupun masyarakat.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu sebagai berikut:
·         Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan bagi atas jenjang yangmemiliki hubungan hierarkis.
·         Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relativ homogen.
·         Waktu pendidikan relativ lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
·         Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
·         Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang.
b.      Fungsi utama pendidikan
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
Fungsi  pendidikan disekolah menurut Suwarno dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan, adalah
·         Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
·         Spesialisasi.
·         Efisiensi-
·         SosialisasL
·         konservasi dan transmisi cultural.
·         transisi dari rumah ke masyarakat.

Sedangakan fungsi utama pendidikan adalah :
·         memberikan pengetahuan umum
·         memberikan keterampilan dasar
·         membentuk pribadi sosial
·         menyediakan sumber daya manusia
·         alat transformasi kebudayaan
c.       Tanggung jawab sekolah sebagai lingkungan pendidikan
1.      Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2.      Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
3.      Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4.      Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.

          4.     Unsur-unsur pokok dalam suatu masyarakat
a.      Golongan sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dll. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor penentunya adalah kepandaian berburu.
b.     Kategori sosial
Kategori sosial, Menurut Koentjaraningrat,  kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada manusia-manusia tersebut. Dalam kategori sosial tidak terikat oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak memiliki  identitas, tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai organisasi, dan tidak memiliki pemimpin.
c.      Kelompok sosial
Kelompok sosial, Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling menolong di antara mereka.
d.     Perkumpulan sosial
Perkumpulan (asosiasi), Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh kesamaan minat, tujuan, kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau agama. Perkumpulan merupakan suatu organisasi buatan yang bersifat formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas, memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi, memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

          5.     Fungsi organisasi sosial dilingkungan pendidikan
a.      Memberi arahan dan aturan serta pembagian kerja mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh para angggota dalam organisasi terentu
b.     Meningkatkan skil dan kemampuan dari anggota organisasi dalam mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan masyarakat
c.      Memberikan pengetahuan dan mencerdaskan setiap anggota organisasi dalam masyarakat
d.     Melatih diri untuk bergaul dengan orang yang tidak seumuran atau meltih diri dalam menggunakan kata mendaki, menurun, melereng, dan mendatar apabila organisasinya tidak berbatas umur
e.      melatih tanggung jawab  dan disiplin

f.        melatih diri agar bisa memeanage waktu yang baik untuk organisasi di masyarakat, sekolah dan dirumah.



══════◎•❀•◎﷽◎•❀•◎══════


A. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang proses belajar mengajar secara nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Lingkungan ini kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dangan jenis dan tanggung jawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga.

B.  Bentuk-bentuk Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan yaitu tempat seseorang memperoleh penddikan secara langsung atau tidak langsung serta bersifat sosial dan material. Lingkungan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro “Tri Pusat Pendidikan”
dan sejalan pendapat Langeveld bahwa yang bertanggung jawab dalam pendidikan adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah keluarga kecil karena hubungan sedarah. Keluarga bisa berbentuk keluaga inti ataupun keluarga yang diperluas (kakek, nenek, ipar dsb).
Keluarga secara etimologi menurut Ki Hajar Dewantoro, seperti dijelaskan oleh Abu Ahmad adalah sebagai berikut: Bagi Bangsa Indonesia perkataan “keluarga” dikenal sebagai rangkaian perkataan-perkataan “kawula” artinya abdi sedangkangkan “warga” artinya anggota.
Keluarga dalam pandangan antropologi adalah kesatuan-kesatuan kecil yang memiliki tempat tinggal dan di tandai oleh kerjasama yang sangat erat.
Secara sosiologis keluarga adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terkait suatu keturunan.
 Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya meliputi hal-hal berikut:
Ø  Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anak.
Ø  Dorongan/motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orangtua terhadap keturunannya.
Ø  Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya bahkan kemanusiaan.
Disisi lain tanggung jawab pendidikan yang menjadi beban orang tua sekurang- kurangnya harus dilaksanankan dalam rangka hal- hal berikut:
Ø Memelihara dan membesarkan anak.
Ø Melindungi dan menjamin kesamaan.
Ø Membahagiakan anak baik dunia atau akhirat sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orang tua meliputi :      
1. Dasar pendidikan budi pekerti
2. Dasar pendidikan sosial
4. Dasar pembentukan kebiasaan pembinaan kepribadian yang baik.
5. Dasar pendidikan kekeluargaan dengan memberikan apresiasi terhadap keluarga
6. Dasar pendidikan nasionalisme dan patriotisme dan berprikemanusiaan untuk mencintai bangsa dan tanah air
7. Dasar pendidikan agama

Fungsi dan peranan pendidikan keluarga yaitu:
1. Pengalaman pertama masa kanak-kanak
Lingkungan pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merapakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak..
2. Menjamin kehidupan emosional anak
Melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidikan dengan anak didik, sebab orang tua hanya menghadapi sedikit anak didik dan karena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih sayang murni.
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan sosial
5. Peletakan dasar-dasar agama
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar kehidupan beragama, dalam hal ini tentu terjadi dalam keluarga.

2. Lingkungan Sekolah
Mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis dan distandarisasikan. Penjabaran fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan formal, terlihat pada tujuan institusional yaitu tujuan kelembagaan pada masing-masing jenis dan tingkatan sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggungjawab yaitu :
1. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan dipercayakan kepada masyarakat dan Negara.
3. Tanggung jawab fungsional yaitu kewajiban mengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya.
Evaluasi untuk mengukur kemampuan murid untuk menyelesaikan pendidikannya pada suatu jenjang atau jenis pendidikan dilakukan melalui 3 cara yaitu :
1. Formatif yaitu dilakukan setiap selesai satu sesi pembelajaran.
2. Sumatif yaitu yang dilakukan setiap semester atau setiap tahun.
3. UAN (Ujian Akhir Nasional) adalah evaluasi yang diselenggarakan pada sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau sekolah swasta yang berada dalam naungan pemerintah.
Karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu sebagai berikut :       
a. Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan bagi atas jenjang yang
memiliki hubungan hierarkis.
b. Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen.
c. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikan.
d. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
e. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan.
 Sifat-sifat lembaga pendidikan Yaitu :
Ø   Tumbuh sesudah keluarga ( pendidik kedua).
Ø   Merupakan lembaga pendidikan formal.
Ø   Merupakan lembaga yang tidak bersifat kodrati.
Macama-macam sekolah Yaitu :
1.  Ditinjau dari segi yang mengusahakan
a.  Sekolah negeri
b. Sekolah swasta
2. Ditinjau dari sudut tingkatan
a. Pendidikan dasar
b. Pendidikan menengah
c. Pendidikan tinggi
3. Ditinjau dari sifatnya
a. Sekolah umum
b. Sekolah kejuruan

3. Lingkungan Masyarakat
Kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan negara. Lembaga pendidikan ini berorientasi langsung kepada hal-hal yang bertalian dengan kehidupan. Pendidikan masyarakat merupakan pendidikan yang menunjang pendidikan keluarga dan sekolah.
masyarakat adalah pendidikan tersier yang merupakan pendidikan terakhir, tapi bersifat permanen dengan pendidiknya masyarakat itu sendiri secara sosial, kebudayaan adat istiadat dan kondisi masyarakat setempat sebagai lingkungan material. Pendidikan dalam pergaulan masyarakat terutama banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan seperti :
a. Mesjid,surau atau langgar, mushola
b. Madrasah, pondok pesantren
c. Pengajian atau majlis taklim
d. Kursus-kursus
e. Badan-badan pembinaan rohani
Lembaga pendidikan yang dalam istilah UU No. 20 Tahun 2003 disebut dengan jalur pendidikan non formal ini, bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf  hidupnya.
Ciri-ciri pendidikan masyarakat yaitu sebagai berikut :
1. Pendidikan diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah.
2. Peserta umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah.
3. Pendidikan tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk
jangka waktu pendek.
4. Peserta tidak perlu homogen.
5. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi sistematis.
6. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus.
7. Keterampilan kerja sangat ditekankan.
Beberapa istilah jalur pendidikan luar sekolah Yaitu :
1. Pendidikan sosial
2. Pendidikan Masyarakat
3. Pendidikan rakyat
4. Pendidikan luar sekolah
5. Mass education
6. Adult education
7. Extension education
8. Fundamental education






Kesimpulan
Lingkungan pendidikan yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Sedangkan lembaga pendidikan yaitu organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan.
Fungsi lingkungan pendidikan yaitu membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya. Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat serta memberikan karakter yang tangguh dan mampu menyesuaikan diri dalam perkembangan jaman.
Lingkungan pendidikan secara garis besar terbagi menjadi tiga yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan yaitu, keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.


Daftar Pustaka

http://www.teoripendidikan.com/2014/05/makalah-lingkungan-pendidikan.html

 
Dasar Kependidikan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template